Penganggaran Perusahaan: Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu Produksi.
Alokasi
Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu Produksi, merupakan lanjutan
pembahasan dari ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Alokasi
Biaya overhead pabrik merupakan hal penting atas strategi perusahan dalam keberhasilan
perusahan, yang mana alokasi BOP dapat mempengaruhi langsung pada neraca dan
laporan laba rugi, membantu membuat keputusan perusahaan kedepannya seperti
keputusan penetapan harga produk,
Dalam Perencanaan Biaya, perlu ditetapkan berdasarkan prinsip akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) atau prinsip biaya departemen langsung (direct departemental cost). Berdasarkan prinsip biaya departemen langsung dikenal 2 (dua) jenis pusat tanggungjawab (departemen) yang berlainan, yaitu:
Departemen Produksi (Production Department) yaitu departemen yang melaksanakan kegiatan produksi yang dalam kegiatannya secara langsung mengolah bahan baku menjadi barang jadi (produk akhir). Biaya overhead pabrik yang terjadi pada departemen produksi yaitu Biaya Overhead Pabrik (BOP) langsung.
2. Departemen Jasa atau Pendukung.
Departemen Jasa/Pembantu (Service Department) yaitu departemen yang tidak menjalankan kegiatan produksi, tetapi membantu atau memberikan pelayanan/jasa pada departemen produksi dan departemen jasa lainnya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi. Biaya overhead pabrik yang terjadi pada departemen Jasa/Pembantu yaitu Biaya Overhead Pabrik (BOP) tidak langsung.
Berdasarkan pembagian BOP pada Departemen Produksi,
dan Departemen Jasa maka dikenal 2
(dua) jenis Biaya Overhead Pabrik (BOP), yaitu:
1.
BOP Langsung yaitu biaya
yang terjadi pada departemen produksi
2.
BOP tidak langsung yaitu
biaya yang terjadi pada departemen jasa.
Oleh sebab itu biaya overhead pabrik pada departemen
pendukung, harus dialokasikan ke departemen produksi. Kemudian dari departemen
produksilah dibebankan kepada produk atau Harga Pokok Produksi.
Masalah alokasi biaya overhead pabrik (BOP) merupakan masalah lain dalam pembuatan anggaran perusahaan yang perlu diperhatikan diluar dari masalah Pengawasan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Masalah tersebut yaitu masalah alokasi biaya overhead pabrik (BOP) dari departemen jasa ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembatu lainnya dan departemen produksi. Yang mana Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi harus akurat dan wajar agar dapat menghasilkan harga pokok produksi yang akurat dan wajar.
Model alokasi BOP departemen pembantu ke departemen
produksi umumnya terdiri dari:
1. Alokasi langsung, yaitu BOP departemen pembantu produksi langsung
dialokasikan ke BOP departemen produksi. Misalnya suatu pabrik memiliki 2
departemen pembantu yaitu A dan B, dan memiliki 2 departemen produksi C dan D.
Biaya overhead departemen pembantu produksi A dan B dialokasikan langsung ke C
dan D.
2. Alokasi Bertahap, yaitu BOP departemen pembantu produksi yang satu
dialokasikan sebagian ke biaya overhead departemen pembantu produksi yang
lainnya kemudian dialokasikan ke biaya overhead departemen produksi.
Misalnya suatu pabrik memiliki dua
departemen pembantu yaitu A dan B dan memiliki dua departemen produksi yaitu C
dan D. Biaya overhead departemen pembantu produksi A dialokasikan ke B, C dan
D, kemudian biaya overhead departemen pembantu B dialokasikan ke Biaya overhead
departemen produksi C dan D.
3. Alokasi Timbal Balik
atau Reciprocal atau Metode Aljabar. Misalnya
suatu pabrik memiliki 2 departemen
pembantu yaitu A dan B dan memiliki dua departemen produksi yaitu C dan D.
Biaya overhead departemen pembantu produksi A dialokasikan ke B, dan setelah B
menerima alokasi dari A kemudian dialokasikan ke A secara timbal balik. Jadi B menerima dari A dan A juga menerima
dari B. Setelah keduanya mengalokasikan biayanya ke departemen produksi C dan D
Illustrasi Alokasi Biaya Overhead Pabrik
PT. Resehcar adalah pabrik mobil yang terbesar di
Indonesia. Perusahan memiliki dua departemen produksi dan dua departemen
pembantu produksi. Rincian biaya overhead pabrik aktual masing-masing
departemen adalah sebagai berikut:
Tabel.1 Data Akuntansi PT. Resehcar |
||||
Keterangan |
Departemen Pembantu |
Dept. Produksi |
||
Dept. A |
Dept. B |
Dept. X |
Dept. Y |
|
Biaya Variabel (Rp) Biaya
tetap(Rp) |
800 1.440 |
|
|
|
Jam Mesin Dianggarkan: Dept. A melayani (dalam Jam) Dept. b melayani (dalam Jam) |
0 500 |
500 0 |
3.000 4.500 |
1.500 5.000 |
Jam Mesin Aktual: Dept. A melayani (dalam Jam) Dept. b melayani (dalam Jam) |
0 400 |
800 0 |
800 5.320 |
2.400 2.080 |
Biaya
overhead departemen pembantu produksi dialokasikan ke departemen produksi atas
dasar: BOP tetap dialokasikan berdasar jam mesin yang dianggarkan, sedangkan
BOP variabel dialokasikan berdasarkan jam mesin aktual.
Diminta:
1. Hitunglah berapa biaya departemen pembantu A dan B
yang dialokasikan kepada masing-masing departemen produksi X dan Y dengan
menggunakan;
a. Metode langsung (direct method),
b. Metode bertahap (step by step method) dimulai dari
Dep. Pembantu A.
c. Metode timbal balik (reciprocal method) atau metode
aljabar.
2. Hitunglah tarif aktual tetap dan variabel per jam
mesin, berdasarkan alokasi metode aljabar, dasar perhitungan tarif departement
X = 3.000 jam mesin, dan departemen Y = 4.000 jam tenaga kerja langsung.
3. Hitunglah harga pokok produksi perunit, jika yang
diproduksi 1.000 unit, dimana total biaya bahan langsung Rp15.000,- dan total
biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000,- dan untuk perhitungan BOP digunakan
aktual jam mesin 3.200 jam dep. X, dan aktual jam tenaga kerja langsung 3.900
jam untuk dep Y.
4. Hitung varian biaya Overhead pada departemen produksi,
apabila BOP aktual Departemen X = Rp. 8.000,- dan Departemen Y = Rp. 12.000,-
Penyelesaian:
Penyelesaian:
1. Menghitung biaya Alokasi
a. Metode alokasi langsung
b. Metode Bertahap (step by step) mulai dari Dept A
c. Metode Aljabar
Persamaan
Aljabar untuk BOP masing-masing departemen jasa setelah saling manerima jasa
adalah:
A = a1 + b1
B B = a2 + b2
A
Dimana:
A = BOP dept.
pembantu A setelah menerima BOP dari dept pembantu B
B = BOP dept.
pembantu B setelah menerima BOP dari dept pembantu A
a1= BOP
Dept. pembantu A sebelum menerima alokasi BOP dari Dept.Pembantu B
a2= BOP
Dept. pembantu B sebelum menerima alokasi BOP dari Dept. Pembantu A
b1=
Persentase penggunaan jasa departemen pembantu B oleh oleh Dept pembantu A
b2=
Persentase penggunaan jasa departemen pembantu A oleh oleh Dept pembantu B
•
Biaya tetap :
A = 1.440 + 0,05 B
B = 1.900 + 0,10 A
A = 1.440 + 0,05
(1.900 + 0,10 A)
A = 1.542,7
B = 1.900 + 0,10 (
1.542,7) = 2.054,3
•
Biaya Variabel
A = 800 + 0,05 B
B = 2.400 + 0,20 A
A = 800 + 0,05
(2.400 + 0,20 A)
A = 929,3
B = 2.400 + 0,20 (
929,3) = 2.585,9
•
Keterangan :
– 0,05
B artinya Dept.Pembantu B melayani A 500 jam kepada Dept. Pembantu B, Total jam
mesin departemen B = 10.000 jam yaitu dari 500 + 4.500 + 5.000 jam
– 0,10
artinya Dept Pembantu A melayani B 500 jam kepada Dept B, total jam mesin Dept.
A = 5.000 jam yaitu dari 500 + 1.500 +
3.000 jam
2. Tarif Biaya Overhead Departemen Produksi, Dari Metode Aljabar:
Keterangan: JM:
jam Mesin, JTKL= Jam tenaga kerja Langsung
3. Harga Produksi
Harga
pokok produksi per unit = Total harga Pokok Produksi :
Jumlah
unit diproduksi.
Harga
pokok Produksi per Unit = Rp. 45.830,14 : 1.000 unit
Harga Pokok Produksi per unit = Rp. 45, 83014,-.
4. Menghitung Varian Biaya Overhead
Pabrik:
Keterangan |
Dep. Produksi
X |
Dep. Produksi
Y |
Aktual |
8.000 |
12.000 |
Pembebanan
(Dianggarkan) |
9.340,16 |
11.489,98 |
Varian
= Aktual Dianggarkan |
1.340,16 |
510,02 |
Kondisi
atau sifat varian |
Menguntungkan |
Tidak Menguntungkan |
0 komentar:
Posting Komentar