Just another free Blogger theme

Jumat, 09 Desember 2022

 

Keperilakuan Akuntansi: Aspek Keperilakuan
Pada Perencanaan Laba
Dan Penganggaran

Pengertian Anggaran

Anggaran adalah pedoman kerja di waktu mendatang. Anggaran diterima secara luas sebagai fokus bagi aktivitas peencanaan jangka pendek perusahaan dan dasar dari sistem pengendalian. Sementara itu, penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut. Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersigat teknis namun disusun oleh manusia yang harus hidup dengan anggaran tersebut. Jadi aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran.

Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi

Anggaran dan akuntansi berkaitan erat sebab akuntansi menyajikan data historis yang bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi didalam anggaran yang akan dijadikan pedoman kerja di waktu mendatang. Selain itu akuntansijuga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran tersebut dari hari ke hari sehingga dapat menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap.

Dengan membandingkan data akuntansi dan data anggaran, dapat nilai sukses atau tidaknya perusahaan. Jadi akuntansi sangat bermanfaat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja dari anggaran.

Pengertian Perencanaan Laba

Pengertian perencanaan laba menurut Machfoedz (1996), sering disebut perencanaan anggaran (planning budget) atau rencana operasi (plan operation) adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan dibagi ke dalam dua rencana yaitu rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba adalah rencana aktivitas dalam rangka pencapaian laba yang digambarkan secara kuantitaif dalam keuangan dan ukuran lainnya.

Manfaat perencanaan laba

Menurut Adolph Matz dkk. (1993), adanya perencanaan laba memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan masalah.

2. Memaksa pihak manajemen secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah yang dihadapinya dan menanamkan kebiasaan pda organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil keputusan.

3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya yang maksimum.

4. Merangsang peran serta dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana yang saling terkait dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan menyeluruh.

5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.

6. Mengkoordinasikan serta mempertemukan semua upaya perusahaan ke dalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah karena inilah satu-satunya cara yang paling tepat mengungkapkan keselamatan kegiatan manajemen.

7. Mengarahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

8. Mendorong standar prestasi yang tinggi dengan merangsang kegairahan untuk bersaing menanamkan hasrat untuk mencapai tujuan, dan menumbuhkan minat untuk melaksanakan kegiatan secara lebih efektif.

9. Berperan sebagai standar untuk mengukur kegiatan dan menilai kebijakan manajemen dan tingkat kemampuan dari setiap pelaksana.

Keterbatasan Perencanaan Laba

Menurut Adolph Matz dkk. (1993), perencanaan laba memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Peramalan atau perencanaan bukanlah ilmu pasti. Jadi dalam setiap perencanaan akan terdapat sejumlah pertimbangan. Apabila ada penyimpangan dari estimasi maka harus dilakukan perbaikan atau modifikasi.

2. Anggaran dapat mengikat perhatian manajer pada sasaran tertentu yang tidak selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Jadi diperlukan kecermatan untuk menyalurkan upaya manajer setepat mungkin.

3. Perencanaan laba memerlukan kerja sama dan peran serta dari seluruh anggota manajemen. Dasar keberhasilan perencanaan adalah ketaatan dan kegairahan pelaksana terhadap rencana laba.

4. Penggunaan anggaran yang berlebihan sebagai alat evaluasi dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan fungsi (dysfunctional behavior). Yang dimaksud dysfunctional behavior adalah perilaku individu yang bertentangan dengan tujuan organisasi.

5. perencanaan laba tidak menghapus maupun mengambil alih peranan bagian administrasi.

6. pelaksanaan rencana memerlukan waktu

Pendekatan Dalam Perencanaan Laba

Menurut KRISMIAJI (2002) dalam penetapan laba terdapat pendekatan yang berbeda, yaitu:

a. Didasarkan pada masa kembali modal yang diinvestasikan. Metode ini menghendaki penetapan tingkat keuntungan menjadi titik tolak penyusunan rencana

b. Disarkan kepada produk yang akan dijual. Metode ini menghendaki perencanaan yang diformulasikan akan diperoleh berupa keuntungan.

c. Berdasarkan pada perhitungan menurut standar. Metode ini melakukan perhitungan dari proses perencanaan yang diukur dengan standar yang ada. Manajemn memperhitungkan relatif keuntungan menurut standar yang dianggap memuaskan perusahaan.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Laba

1. Laba atau rugi yang dialami dari volume penjualan tertentu

2. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutupu seluruh biaya yang terpakai guna memperoleh laba yang memadai

3. Titik impas

4. Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh kapasitas operasi saat ini

Fungsi Dari Perencanaan Laba Dan Anggaran

1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan perusahaan.

2. Anggaran merupakan cetak biru suatu perusahaan untuk bertindak yang mencerminkan prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi

3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lain dan dengan manajemen puncak.

4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual dapat dibandingkan.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran

1. Penetapan tujuan. Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan- tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realitis dan menciptakan anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi

2. Implementasi. Rencana formal tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab mengambil tindakan

3. Pengendalian dan evaluasi kinerja. Setelah diimplementasikan, anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinerja aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan manajemen berdasarkan pengecualian.

Langkah - Langkah Menyusun Suatu Anggaran Atau Rencana Laba

1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang jadi tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.

2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.

3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak

4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik

Konsekuensi Disfungsional Dari Proses Penyusunan Anggaran

1. Rasa tidak percaya. Anggaran merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya, permusuhan, dan mengarah pada kinerja yang menurun. Telah banyak riset yang menemukan sejumlah besar rasa tidak percaya terhadap seluruh proses penyusunan anggaran pada tingkat manajer.

2. Resistensi. Walaupun pada umumnya manfaat anggaran dapat diterima, tetapi masih ada yang menolak anggaran karena dianggao suatu ancaman. Alasan yang lain atas penolakan anggaran adalah pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar sehingga manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka

3. Konflik internal. Gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan anggaran

4. Efek samping lain yang tidak diinginkan. Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Pengaruh lainnya dalah penekanan yang berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Anggaran sering kali dipandang sebagai tekanan manajerial ketika manajemen puncak berusaha memperbaiki efisiensi menginginkan output yang lebih tinggi dari tingkat input yang ada.

Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan

Dampak dari lingkungan perencanaan

Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi. Perilaku manusia bersifat adaptif dan berbeda pada lingkungan yang berbeda

Ukuran dan struktur organisasi

Ukuran dan struktur organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dan pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan. Ukuran organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Pada perusahan kecil, struktur perencanaan dan pengendalian relatif sederhana karena organisasi dijalankan sedikit orang, sebaliknya diperusahana besar akan lebih kompleks karena organisasi dijalankan oleh banyak orang.

Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi. Teaori x dari mcgregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikans ecara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan teori y yang dikemukakan oleh mcgregor dan gaya kepemimpinan likar mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan.

Stabilitas lingkungan organisasi

Faktor lingkungan eksternal juga memengaruhi lingkungan perencanaan yang meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll. Lingkungan yang stabil menimbulkan risiko rendah dan memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi partisipatif dan demokratif. Sebaliknya, lingkungan yang tidak stabil menimbulkan risikp tinggi sehingga keputusan harus dibuat cepat dan tegas.

Konsep-Konsep Keperilakuan Yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran

Tahap penetapan tujuan

Penetapan tujuan baik tujuan umum atau tujuan khusus dari manajemen puncak harus mampu diterjemahkan ke dalam target target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap submid utama. Hal ini akan dapat diwujudkan dengan menyelaraskan tiga komponen berikut ini.

a. Keselarasan tujuan. Masalah utama dalam penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi, subunit-subunit, dan anggota anggota yang turut berpartisipasi.

b. Partisipasi. Adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya.

c. Manfaat partisipas. Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipan menjadi terlibat secara emosi dan bukan dalam pekerjaan mereka.

d. Batasan dan permasalahan partisipasi. Partisipasi dalam penetapan tujuan mempunyai keterbatasan tersendiri. Karena proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan hasil isi dari anggaran meraka, kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu sendiri.

Tahap Implementasi

Implementasi anggaran akan sukses jika:

1. Pengkomunikasian anggaran. Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetuji kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih rendah. Hal ini disebut juga sebagai “menjual” anggaran kebawah

2. Kerja sama dan koordinasi. Koordinasi adalah seni menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang keperilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organiasasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.

3. Tahap pengendalian dan evaluasi kinerja. Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan secara kontiniu tehadap pencapaian tujuan mereka. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar