Manajemen Operasional:
Manajemen Proyek
Proyek merupakan kumpulan
Kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu yang harus
diselesaikan menurut kriteria tertentu yang telah disepakati. Suatu proyek
mempunyai sasaran (target) tertentu dengan batasan – batasan mutu pekerjaan
(performance), anggaran (cost), dan jadwal (time), ketiga hal tersebut dikenal
dengan Triple Constraint.
Setiap organisasi akan berhadapan
dengan proyek, besar atau kecil. Maka pentingnya
Manajemen proyek dalam organisasi hal ini disebabkan kompleksitas proyek
semakin bertambah dan daur hidup produk menjadi semakin pendek/menurun. Dan berbagai
perubahan semakin sering terjadi karena kewaspadaan terhadap nilai strategis
persaingan berbasis waktu dan keharusan perbaikan kualitas yang terus menerus.
Contoh: Microsoft
Corporation memulai pengembangan Windows XP –program yang terbesar, paling
kompleks, dan terkini. Waktu adalah sesuatu yang paling kritis bagi seorang
manajer proyek. Dengan ratusan program
yang mengerjakan jutaan baris kode dalam pengembangan program berbiaya ratusan
juta dollar, begitu besar resiko pada proyek tersebut untuk dapat diselesaikan
tepat waktu.
Defenisi
Manajemen Proyek
Berikut beberapa defenisi
atau pengertian tentang manajemen proyek dibawah ini:
- Manajemen proyek adalah suatu pemanfaatan
waktu,biaya,kegiatan yang diatur untuk menjadi lebih bermanfaat dan
menghasilkan.
- Manajemen proyek adalah suatu penerapan
ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta
dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu
dan keselamatan kerja.
- Manajemen Proyek adalah perencanaan,
pengarahan, dan pengendalian sumber-sumber (manusia, peralatan, material) untuk
memenuhi batasan teknis, biaya, dan waktu dari proyek.
- Definisi manajemen proyek yang lainnya
adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi
serta mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Fungsi
– fungsi manajemen proyek
Fungsi-Fungsi
Manajemen Proyek tidak berbeda dengan fungsi-fungsi manajemen pada umumnya.
Yang berbeda cara pelaksanaan atau penerapan fungsi-fungsi tesebut. Fungsi-fungsi
Manajemen Proyek mencakup tiga fase, yaitu:
1.
Perencanaan Proyek, Fase ini mencakup
penetapan sasaran, mendefisikan proyek, dan organisasi timnya
2.
Penjadualan Proyek, Fase ini menghubungkan orang, uang, dan bahan untuk kegiatan khusus
dan menghubungkan masing-masing kegiatan satu dengan yang lainnya
3.
Pengendalian Proyek, perusahaan mengawasi
sumberdaya, biaya, kualitas, dan anggaran. Juga merevisi atau mengubah rencana
dan mengeser atau mengelola kembali sumberdaya agar dapat memenuhi kebutuhan
waktu dan biaya
Perencanaan
Proyek
Proyek merupakan sederetan
tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama. (Misalnya: selesainya bangunan,
terciptanya produk Baru, berakhirnya konser musik, terlaksananya Pemilu,
berakhirnya ujian penyaringan, berakhirnya seleksi pegawai baru.)
Dalam suatu perusahaan,
organisasi proyek (project organization) dibentuk agar disamping tugas rutin
dapat terlaksana dengan baik, juga proyek yang sedang dihadapi dapat
diselesaikan. Organisasi proyek akan bekerja dengan baik, jika:
1. Pekerjaan dapat didefinisikan dengan
sasaran dan target waktu khusus.
2. Pekerjaan harus unik atau tidak rutin
dilakukan dalam organisasi.
3. Pekerjaan mengandung tugas-tugas yang
kompleks dan saling berhubungan sehingga membutuhkan ketrampilan khusus.
4. Proyek sifatnya sementara tapi penting
bagi organisasi.
5. Proyek meliputi semua lini
organisasi.
Struktur
Pecahan Kerja (Work breakdown structure – wbs)
Manajer
proyek harus merencanakan kinerja, waktu dan biaya proyek, mendefinisikan
Proyek, mengembangkan struktur pecahan kerja (work breakdown structure=WBS),
dan mengidentifikasi tim kerja dan sumberdaya.
WBS akan mendefinisikan
proyek dengan membaginya menjadi subkomponen utama, selanjutnya dibagi menjadi
subkomponen yang lebih kecil, dan akhirnya menjadi seperangkat kegiatan dan
biaya yang terkait. Struktur pecahan kerja umumnya menurun dalam ukuran dari
atas ke bawah:
1. Program
2.
Proyek-Proyek
3.
Tugas-tugas utama pada proyek
4. Subtugas-subtugas pada tugas utama
5. Kegiatan (atau “paket kerja”) yang harus
diselesaikan
Fungsi
dari work breakdown structure yaitu sebagai berikut:
- Memungkinkan tiap elemen untuk dikerjakan
secara mandiri
- Membuat tiap elemen dapat diatur dalam
ukuran
- Memberikan kewenangan untuk menjalankan
program
- Memonitor dan mengukur program
- Menyediakan sumber-sumber yang dibutuhkan
Penjadualan
Proyek
Penjadualan proyek
meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pada tahapan
ini, manajer memutuskan berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu dan
menghitung berapa banyak orang dan bahan yang diperlukan pada tiap tahap
produksi. Lebih lanjut, manajer operasi membuat diagram penjadualan terpisah
untuk kebutuhan personel berdasarkan tipe ketrampilan (spt. manajemen, teknisi,
dll.). Diagram dapat juga dibuat untuk penjadualan pemakaian
bahan-bahan/material.
Salah satu cara pendekatan
dalam menjadualkan proyek yang sudah populer adalah Diagram GANTT. Diagram ini dapat membantu para manajer dalam
memastikan:
1. Semua kegiatan telah direncanakan.
2. Urutan kerja telah diperhitungkan.
3. Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat.
4. Keseluruhan waktu proyek telah dibuat.
Disamping untuk
penjadualan proyek, diagram GANTT
juga dapat digunakan untuk penjadualan operasi yang berulang atau rutin. Bahkan
dalam suatu proyek raksasa diagram GANTT dapat digunakan sebagai ringkasan
status proyek dan dapat melengkapi pendekatan jaringan lainnya.
Disamping pendekatan
diagram Gantt, dikenal juga pendekatan-pendekatan lain dalam membuata
penjadwalan proyek seperti teknik CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique).
Akan tetapi, pendekatan apapun yang digunakan oleh manajer proyek, penjadualan proyek akan membantu dalam
bidang:
- Menunjukkan
hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan
proyek.
- Mengidentifikasikan hubungan
terdahulu-kemudian (precedence-relationship) diantara kegiatan-kegiatan.
- Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang
realistik untuk tiap kegiatan.
- Membantu penggunaan orang, uang, dan
sumberdaya lainnya dengan mengidentifikasikan kendala-kendala kritis
(bottleneck kritis) yang dapat menghambat pelaksanaann dan penyelesaian suatu
proyek.
1. Gantt
Charts (Diagram Gantt)
Metode Diagram Gantt dikembangkan oleh Henry
Gantt pada akhir 1800an, dimana merupakaan suatu bar-chart yang menunjukkan
hubungan antar kegiatan pada periode waktu tertentu.
Metode Diagram Gantt (Gantt Chart) merupakan
metode penyusunan jadual dengan tujuan mengidentifikasi unsur waktu dalam
merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, akhir, dan saat
pelaporan.
Diagram ini merupakan alat
bantu visual yang sangat berguna dalam penjadwalan. Diagram ini membantu
menggambarkan penggunaan sumberdaya. Diagram ini juga digunakan untuk memantau
pekerjaan, mana yang mulai duluan, mana yang mengikutinya. Tetapi diagram gantt
memiliki Keterbatasan yaitu tidak bisa diandalkan untuk variabilitas produksi.
Berikut beberapa Keuntungan
menggunakan Gantt Chart ini:
- Sederhana, mudah dibuat dan dipahami,
sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelengaraan proyek.
- Dapat menggambarkan jadual suatu kegiatan
dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
- Bila digabungkan dengan metode lain dapat
dipakai pada saat pelaporan
Langkah-langkah menyusun Diagram Gantt sebagai berikut:
1. Pecah proyek menjadi sejumlah kagiatan
yang jadual pelaksanaannya akan ditentukan (urutan kegiatan)
2. Tentukan perkiraan waktu permulaan dan
akhir bagi pelaksanaan masing-masing kegiatan dan kegiatan pendahuluan
3. Susun kordinat X dan Y :
- Pada sumbu Y (Vetikal) dicatat pekerjaan
atau elemen/paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek, dan
dilukiskan sebagai balok
- Pada sumbu X (Horizontal) ditulis satuan
waktu (hari/minggu/bulan)
- Perhatikan urutan kegiatan (point 2) untuk
menentukan letak diagram atau balok
4. Pada saat pelaporan, beri tanda sejauh
mana penyelesaian masing-masing kegiatan
Contoh:
Dalam
Suatu Perusahaan memiliki Urutan dan waktu kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan |
Waktu
Yang Diperlukan (Hari) |
Kegiatan
Pendahuluan |
A |
10 |
- |
B |
10 |
- |
C |
5 |
- |
D |
10 |
A |
E |
5 |
B |
Sebelum melakukan Kegiatan
“D” perlu menyelesaikan kegiatan “A” terlebih dahulu setelah itu kegiatan ”D”
boleh dilaksanakan, begitu juga dengan kegiatan “E” perlu menyelesaikan
kegiatan “B”. Maka Diagram Gantt dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Kesimpulannya: Bahwa
Kegiatan “A” “B” “C” dapat dilakukan secara bersama dengan rentang hari
penyelesaian berbeda tiap kegiatan. Dan kegiatan “D” “E” harus dilakukan
setelah kegiatan “A” “B” selesai, yaitu dengan rentang waktu 10 hari Kegiatan
“A” “B” selesai dilakukan.
Contoh Lain: Gantt chart untuk proyek rancangan sistem informasi
2. Teknik Penjadualan Proyek CPM dan PERT
Ada
dua teknik jaringan kerja (teknik Penjadualan proyek) yang berkembang atau yang
paling terkenal dan banyak diterapkan, yaitu: CPM dan PERT
CPM
atau disingkat (Critical Path Method) merupakan teknik yang dilakukan untuk
melakukan perkiraan penjadualan suatu proyek, begitu juga dengan PERT (Project
Evaluation and Review Technique) yaitu suatu perkiraan penjadualan suatu
proyek. Tetapi dimana kedua teknik analisis ini memiliki perbedaan yang terletak
pada perkiraan waktu, yaitu CPM manaksir waktu dengan pasti (deterministic), dan PERT
menaksir waktu dengan menggunakan teori kemungkinan (probabilistic).
Dalam
melakukan penjadwalan berikut
kerangka atau langkah pembuatan metode PERT dan CPM:
1. Mendefiniskan proyek dan semua
kegiatannya.
2. Membuat keterkaitan antar kegiatan;
kegiatan mana yang mendahului dan mana yang mengikuti.
3. Menggambar jaringan yang menghubungkan
semua kegiatan.
4. Mengestimasi waktu dan biaya setiap
kegiatan.
5. Menghitung jalur kritis : waktu yang
paling panjang yang melalui jaringan.
6. Gunakan jaringan untuk membantu
perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek
Berikut beberapa
contoh dan cara menyusun Proyek CPM dan PERT akan dibahas lebih mendalam pada
pembahasan link berikut: Bagaimana Caramenyusun penjadwalan proyek dengan teknik (CPM Critical Path Method) dan PERT(Project Evaluation and Review Technique).
PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek,
terutama proyek besar, sebagaimana pengendalian sistem manajemen pada umumnya,
melibatkan pengawasan yang ketat terhadap sumberdaya, biaya, kualitas, dan
anggaran.
Dalam melaksanakan
pengendalian diperlukan umpanbalik (feedback) untuk dapat merevisi rencana
proyek dan pengaturan sumberdaya ke tempat yang paling memerlukan. Pengendalian
proyek tentu bertitik tolak dari hasil perencanaan proyek dan penjadualan
proyek yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
0 komentar:
Posting Komentar