Keperilakuan Akuntansi: Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi
Pertanggungjawaban
Pengertian dan Tujuan
Akuntansi Pertanggungjawaban
Secara umum, akuntansi
pertanggungjawaban dapat dikatakan sebagai suatu system yang meliputi
perencanaan, pengukuran, dan evaluasi informatika atau laporan akuntansi dalam
suatu organisasi yang terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dipimpinnya.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari akuntansi
manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer
atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan media pengendalian
biaya atau pendapatan dengan menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat
dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh
penanggungjawab dari tempat tersebut.
Mulyadi, (2001) menjelaskan bahwa
salah satu tujuan diterapkan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk
mengendalikan biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, meringkas, dan
menghubungkan langsung dengan pejabat atau orang yang bertanggungjawab atas
terjadinya biaya yang dikendalikan olehnya.
Tujuan
lain diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
1. Dengan
akuntansi pertanggungjawaban, pengelompokkan dan pelaporan biaya dilakukan
untuk tiap tingkatan manajemen hanya dibebani dengan biaya-biaya yang berada
dibawah pengendaliannya atau yang berada dibawah tanggungjawabnya. Dengan demikian
biaya dapat dikendalikan dan diawasi secara efektif dan efisien.
2. Untuk
pengendalian biaya, karena selain biaya-biaya dan pendapatan diklasifikasikan
menurut pusat pertanggungjawaban, biaya dan pendapatan yang dilaporkan juga
harus dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Sehingga akuntansi pertanggungjawaban juga memungkinkan beroperasinya suatu
system anggaran dengan baik.
3. Membantu
manajemen dalam pengendalian dengan melihat penyimpangan realisasi dibandingkan
dengan anggaran yang ditetapkan.
4. Dapat
digunakan sebagai salah satu alat perencanaan untuk mengetahui
kriteria-kriteria penilaian prestasi unit usaha tertentu.
5. Dapat
digunakan sebagai pedoman penting langkah yang harus dibuat oleh perusahaan
dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan.
6. Dapat
digunakan sebagai tolah ukur dalam rangka penilaian kinerja (performance)
bagian-bagian yang ada dalam perusahaan, karena secara berkala top manajemen menerima
laporan pertanggungjawaban dari setiap tingkatan manajemen dan top manajer
dapat menilai performance dari setiap bagian dilihat dari ditetapkan untuk
setiap bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
Perbedaan Akuntansi
Pertanggungjawaban dengan Akuntansi Konvensional
Perbedaan mendasar akuntansi
pertanggungjawaban dan akuntansi konvensional adalah terletak pada perencanaan,
klasifikasi, dan pengumpulan data. Akuntansi konvensional mengklasifikasikan
data berdasarkan pada sifat atau fungsi dari biaya, sedangkan akuntansi
pertanggungjawaban lebih menitikberatkan pada pertanggungjawaban atas kejadian
dan control secara individual. Akuntansi pertanggungjawaban juga memperhatikan
aspek manusia dalam perencanaan, akumulasi data dan pelaporan, karena
perencanaan biaya dilakukan dengan system anggaran dan diakumulasikan
berdasarkan pertanggungjawabannya, dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban
mendorong manajer untuk mencapai tujuan.
Tipe- Tipe Pusat
Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban
dikelompokkan dalam 4 kategori. Setiap kategori mencerminkan rentang dan
dikresi atas pendapatan dan/atau biaya serta lingkup pengendalian dari manajer
yang bertanggungjawab (Lubis, 2010) umumnya, pusat pertanggungjawaban
diklasifikasikan ke dalam:
1. Pusat
biaya (Cost Center) pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu
unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat biaya merupakan bidang tanggung
jawab yang menghasilkan suatu produk atau memberikan suatu jasa. Pusat-pusat
biaya merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang digunakan secara luas.
Secara umum, pusat biaya dapat dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat
biaya standar dan pusat biaya kebijakan.
2. Pusat
pendapatan (Revenue Center) pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban
atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar
pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Jika tanggungjawab
utama seorang manajer adalah penghasilan pendapatan, maka segmennya sebaiknya
diperlukan sebagai pusat pendapatan. Untuk memperoleh manfaat motivasional dan
pengendalian yang efektif, manajer pusat pendapatan sebaiknya berpartisipasi
dalam proses penentuan tujuan dan menerima umpan balik yang tepat waktu atas
hasil kinerja mereka.
3. Pusat
Laba (Profit Center) merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit
organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya dan
sekaligus aktiva atau modal atau investasi pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali baik atas
pendapatan maupun biaya. Tanggungjawab mereka lebih luas dibandingkan dengan
tanggungjawab dari pusat pendapatan dan pusat biaya karena mereka
bertanggungjawab atas fungsi distribusi dan manufaktur.
4. Pusat
investasi (Invesment Centre) manajer pusat investasi bertanggungjawab terhadap
investasi dalam asset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Kriteria
yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan menentukan penghargaan mereka
meliputi tingkat pengembalian atas asset, hasil perputaran, dan laba residual
Perencanaan, Akumulasi
Data, dan Pelaporan Berdasarkan Pusat Pertanggungjawaban
Setelah struktur jaringan dari
pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan perencanaan, akumulasi data dan
pelaporan. Elemen biaya dan pendapatan keduanya ada dalam anggaran dan dalam
akumulasi hasil actual.
Anggaran
Pertanggungjawaban (Responsibility Budget)
Karakteristik dari anggaran
pertanggungjawaban adalah tujuan kinerja pusat pertanggungjawaban hanya untuk
mengontrol beban dan pendapatan yang dikontrolnya setelah mempertimbangkan
biaya Controable yang spesifik dalam pusat pertanggungjawaban. Proses anggaran
yang efektif dimulai dari level yang paling bawah dalam organisasi untuk
memperbandingkan antara anggaran yang diestimasikan untuk semua biaya yang
dikontrolnya untuk otoritas yang lebih tinggi mereveu estimasi, koperatif dan
memodifikasi bila diperlukan, sampai pada akhirnya mengkombinasikan semua
anggaran untuk level top manajemen.
Akumulasi Data (Data
Accumulation)
Akumulasi data merupakan
fasilitas perbandingan secara periodic dari berbagai macam rencana anggaran.
Akumulasi dari actual income dan item expense sangat perlu untuk bentuk dari
network pertanggungjawaban. Ada tiga dimensi dari pengklasifikasian antara
biaya dan pendapatan selama proses akumulasi data: 1. Cost diklasifikasikan
oleh pusat pertanggungjawaban: 2. Pusat yang lainnya yang terdiri dari
controable dan noncontroable: 3. Tipe Cost atau line item seperti gaji, perlengkapan,
bahan baku, dan sewa.
Pelaporan
Pertanggungjawaban (Responsibility Reporting)
Laporan merupakan media untuk melaporkan biaya
yang dikontrol, pengukuran efisiensi manajemen serta pencapaian tujuan.
Mulyadi, menjelaskan bahawa prosedur penyusunan pelaporan pertanggungjawaban
adalah sebagai berikut:
a. Tiap-tiap
pusat pertanggungjawaban setiap periodenya (bulan/triwulan) menyusun laporan
atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggungjawab departemen atau bagiannya.
Biaya yang dilaporkan oleh tiap-tiap pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang
sesungguhnya terjadi (Actual cost).
b. Laporan
atas biaya yang sesungguhnya terjadi ini, diserahkan kepada penyusun laporan
perusahaan ke seluruhan (biaasanya departemen/ staff controller/ bagian
akuntansi).
c. Bagian
penyusunan laporan perusahaan keseluruhan (controller/ bagian akuntansi)
mengolah data-data yang berasal dari laporan tiap-tiap pusat
pertanggungjawaban.
d. Kemudian
bagian penyusunan laporan perusahaan menyusun (controller/ pengawas/ bagian
akuntansi) membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya yang
sesungguhnya terjadi.
e. Terakhir,
controller atau pengawas intern mengirimkan laporan pertanggungjawaban tersebut
ke masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dinilai dan kepada atasan dari
pusat pertanggungjawaban tersebut.
Asumsi Keperilakuan Dari
Akuntansi Pertanggungjawaban
Rencana pertanggungjawaban,
akumulasi data, dan system pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi
dan perilaku manusia termasuk:
1. Manajemen
By Exception (MBE)/ Manajemen berdasarkan perkecualian yaitu adanya kecukupan
control operasi yang efektif. MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol
aktivitas operasi manajer harus berkonsentrasi pada defiasi anggaran atau
tujuan dasar. Diasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalian kegiatan
organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada
wilayah dimana hasilnya nyata berbeda dengan target atau standar anggaran.
Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang telah
jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggungjawab
sering kali mengganggap laporan kinerja sebagai alat yang menekankan kegagalan.
2. Manajement
By Objective (MBO)/ Manajemen berdasarkan tujuan. Akuntansi pertanggungjawaban
memfasilitasi manajemen by objective. Hal ini merupakan pendekatan manajemen
yang dirancang untuk mengatasi kesalahan tanggapan manusiawi yang sering timbul
oleh usaha untuk mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai sebuah
cara pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan untuk tidak didominasi
dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan untuk secara bersama
merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat tanggungjawab masing-masing.
Kesesuaian Antara Jaringan
Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban
mengasumsikan pengendalian organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah
jaringan pusat tanggungjawab yang selaras dengan struktur organisasi. Niat
manajemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki
kewenangan atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang
dilanda kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha
saling melewati tugas dan tanggungjawab.
Ketika system akuntansi
pertanggungjawaban mengukur keberhasilan mereka atau kegagalan mereka, adalah
suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi dan dikendalikan oleh para atasannya.
Penentuan pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan akuntansi
pertanggungjawaban akan meningkatkan komunikasi diantara mereka dengan terbuka,
dan mereka dapat menentukan ukuran dan strategi yang hendak dicapai. Keinginan
manajer untuk menerima tanggungjawab bergantung atas bagaimana mereka
mempersepsikan penentuan dan pengendalian atas manusia dan sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Kapasitas Untuk Mendorong
Kerja Sama
Akuntansi pertanggungjawaban
mampu meningkatkan kerja sama organisasi yang memperlihatkan para manajer
bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban juga
menunjukkan tingkat loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan
mereka sendiri didalam kerangka tanggungjawab yang didedikasikan kepada mereka.
Semangat kerja sama mereka akan tercipta dan meningkat dan meyakinkan mereka
bahwa mereka sedang mencapai tujuan yang dirumuskan bersama. Akuntansi
pertanggungjawaban meningkatkan kerjasama organisasional dengan menunjukkan
kepada manajer bagaimana aktivitas mereka sesuai dengan gambaran keseluruhan
dan bahwa setiap orang bekerja untuk tujuan bersama.
Korelasi Jenis-Jenis Pusat
Pertanggungjawaban Dengan Struktur Organisasi
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam
pendesain struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan bergantung pada pemilihan manajemen puncak dan gaya
kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
struktur vertical dan horizontal (Lubis,2010).
Beberapa struktur organisasi meliputi:
1. Vertical
Structure. Organisasi dibentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang ada, misalnya
terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan. Masing-masing fungsi yang
ada dapat dibagi dalam beberapa pusat pertanggungjawaban. Fungsi produksi
menggunakan cost centre, fungsi penjualan menggunakan revenue centre, sedangkan
top manajemen berfungsi sebagai control dan pembuat kebijakan terhadap
investasi.
2. Horizontal Structure. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai control perusahaan dengan diciptakannya jaringan kerja yang bersamaan dengan struktur organisasi. Top manajemen membaginya dalam struktur organisasi dan ditetapkan otoritas dan pertanggungjawabannya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hendaknya berusaha untuk mengendalikan berbagai aktivitas yang berada dibawahnya dan mengkomunikasikannya kepada bagian yang terkait.
0 komentar:
Posting Komentar