Just another free Blogger theme

Jumat, 09 Desember 2022


Keperilakuan Akuntansi: Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi Pertanggungjawaban

Pengertian dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban

Secara umum, akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan sebagai suatu system yang meliputi perencanaan, pengukuran, dan evaluasi informatika atau laporan akuntansi dalam suatu organisasi yang terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dipimpinnya. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban merupakan media pengendalian biaya atau pendapatan dengan menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh penanggungjawab dari tempat tersebut.

Mulyadi, (2001) menjelaskan bahwa salah satu tujuan diterapkan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengendalikan biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, meringkas, dan menghubungkan langsung dengan pejabat atau orang yang bertanggungjawab atas terjadinya biaya yang dikendalikan olehnya.

Tujuan lain diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:

1. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pengelompokkan dan pelaporan biaya dilakukan untuk tiap tingkatan manajemen hanya dibebani dengan biaya-biaya yang berada dibawah pengendaliannya atau yang berada dibawah tanggungjawabnya. Dengan demikian biaya dapat dikendalikan dan diawasi secara efektif dan efisien.

2. Untuk pengendalian biaya, karena selain biaya-biaya dan pendapatan diklasifikasikan menurut pusat pertanggungjawaban, biaya dan pendapatan yang dilaporkan juga harus dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sehingga akuntansi pertanggungjawaban juga memungkinkan beroperasinya suatu system anggaran dengan baik.

3. Membantu manajemen dalam pengendalian dengan melihat penyimpangan realisasi dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan.

4. Dapat digunakan sebagai salah satu alat perencanaan untuk mengetahui kriteria-kriteria penilaian prestasi unit usaha tertentu.

5. Dapat digunakan sebagai pedoman penting langkah yang harus dibuat oleh perusahaan dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan.

6. Dapat digunakan sebagai tolah ukur dalam rangka penilaian kinerja (performance) bagian-bagian yang ada dalam perusahaan, karena secara berkala top manajemen menerima laporan pertanggungjawaban dari setiap tingkatan manajemen dan top manajer dapat menilai performance dari setiap bagian dilihat dari ditetapkan untuk setiap bagian yang menjadi tanggung jawabnya.

Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Akuntansi Konvensional

Perbedaan mendasar akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi konvensional adalah terletak pada perencanaan, klasifikasi, dan pengumpulan data. Akuntansi konvensional mengklasifikasikan data berdasarkan pada sifat atau fungsi dari biaya, sedangkan akuntansi pertanggungjawaban lebih menitikberatkan pada pertanggungjawaban atas kejadian dan control secara individual. Akuntansi pertanggungjawaban juga memperhatikan aspek manusia dalam perencanaan, akumulasi data dan pelaporan, karena perencanaan biaya dilakukan dengan system anggaran dan diakumulasikan berdasarkan pertanggungjawabannya, dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban mendorong manajer untuk mencapai tujuan.

Tipe- Tipe Pusat Pertanggungjawaban

Pusat pertanggungjawaban dikelompokkan dalam 4 kategori. Setiap kategori mencerminkan rentang dan dikresi atas pendapatan dan/atau biaya serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggungjawab (Lubis, 2010) umumnya, pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan ke dalam:

1. Pusat biaya (Cost Center) pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat biaya merupakan bidang tanggung jawab yang menghasilkan suatu produk atau memberikan suatu jasa. Pusat-pusat biaya merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang digunakan secara luas. Secara umum, pusat biaya dapat dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat biaya standar dan pusat biaya kebijakan.

2. Pusat pendapatan (Revenue Center) pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Jika tanggungjawab utama seorang manajer adalah penghasilan pendapatan, maka segmennya sebaiknya diperlukan sebagai pusat pendapatan. Untuk memperoleh manfaat motivasional dan pengendalian yang efektif, manajer pusat pendapatan sebaiknya berpartisipasi dalam proses penentuan tujuan dan menerima umpan balik yang tepat waktu atas hasil kinerja mereka.

3. Pusat Laba (Profit Center) merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya dan sekaligus aktiva atau modal atau investasi pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali baik atas pendapatan maupun biaya. Tanggungjawab mereka lebih luas dibandingkan dengan tanggungjawab dari pusat pendapatan dan pusat biaya karena mereka bertanggungjawab atas fungsi distribusi dan manufaktur.

4. Pusat investasi (Invesment Centre) manajer pusat investasi bertanggungjawab terhadap investasi dalam asset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan menentukan penghargaan mereka meliputi tingkat pengembalian atas asset, hasil perputaran, dan laba residual

Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelaporan Berdasarkan Pusat Pertanggungjawaban

Setelah struktur jaringan dari pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Elemen biaya dan pendapatan keduanya ada dalam anggaran dan dalam akumulasi hasil actual.

Anggaran Pertanggungjawaban (Responsibility Budget)

Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah tujuan kinerja pusat pertanggungjawaban hanya untuk mengontrol beban dan pendapatan yang dikontrolnya setelah mempertimbangkan biaya Controable yang spesifik dalam pusat pertanggungjawaban. Proses anggaran yang efektif dimulai dari level yang paling bawah dalam organisasi untuk memperbandingkan antara anggaran yang diestimasikan untuk semua biaya yang dikontrolnya untuk otoritas yang lebih tinggi mereveu estimasi, koperatif dan memodifikasi bila diperlukan, sampai pada akhirnya mengkombinasikan semua anggaran untuk level top manajemen.

Akumulasi Data (Data Accumulation)

Akumulasi data merupakan fasilitas perbandingan secara periodic dari berbagai macam rencana anggaran. Akumulasi dari actual income dan item expense sangat perlu untuk bentuk dari network pertanggungjawaban. Ada tiga dimensi dari pengklasifikasian antara biaya dan pendapatan selama proses akumulasi data: 1. Cost diklasifikasikan oleh pusat pertanggungjawaban: 2. Pusat yang lainnya yang terdiri dari controable dan noncontroable: 3. Tipe Cost atau line item seperti gaji, perlengkapan, bahan baku, dan sewa.

Pelaporan Pertanggungjawaban (Responsibility Reporting)

Laporan merupakan media untuk melaporkan biaya yang dikontrol, pengukuran efisiensi manajemen serta pencapaian tujuan. Mulyadi, menjelaskan bahawa prosedur penyusunan pelaporan pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:

a. Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban setiap periodenya (bulan/triwulan) menyusun laporan atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggungjawab departemen atau bagiannya. Biaya yang dilaporkan oleh tiap-tiap pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya terjadi (Actual cost).

b. Laporan atas biaya yang sesungguhnya terjadi ini, diserahkan kepada penyusun laporan perusahaan ke seluruhan (biaasanya departemen/ staff controller/ bagian akuntansi).

c. Bagian penyusunan laporan perusahaan keseluruhan (controller/ bagian akuntansi) mengolah data-data yang berasal dari laporan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban.

d. Kemudian bagian penyusunan laporan perusahaan menyusun (controller/ pengawas/ bagian akuntansi) membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya yang sesungguhnya terjadi.

e. Terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan pertanggungjawaban tersebut ke masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dinilai dan kepada atasan dari pusat pertanggungjawaban tersebut.

Asumsi Keperilakuan Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan system pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan perilaku manusia termasuk:

1. Manajemen By Exception (MBE)/ Manajemen berdasarkan perkecualian yaitu adanya kecukupan control operasi yang efektif. MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas operasi manajer harus berkonsentrasi pada defiasi anggaran atau tujuan dasar. Diasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalian kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah dimana hasilnya nyata berbeda dengan target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggungjawab sering kali mengganggap laporan kinerja sebagai alat yang menekankan kegagalan.

2. Manajement By Objective (MBO)/ Manajemen berdasarkan tujuan. Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi manajemen by objective. Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatasi kesalahan tanggapan manusiawi yang sering timbul oleh usaha untuk mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai sebuah cara pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan untuk tidak didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat tanggungjawab masing-masing.

Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi

Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat tanggungjawab yang selaras dengan struktur organisasi. Niat manajemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki kewenangan atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha saling melewati tugas dan tanggungjawab.

Ketika system akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan mereka atau kegagalan mereka, adalah suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi dan dikendalikan oleh para atasannya. Penentuan pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan akuntansi pertanggungjawaban akan meningkatkan komunikasi diantara mereka dengan terbuka, dan mereka dapat menentukan ukuran dan strategi yang hendak dicapai. Keinginan manajer untuk menerima tanggungjawab bergantung atas bagaimana mereka mempersepsikan penentuan dan pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Kapasitas Untuk Mendorong Kerja Sama

Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerja sama organisasi yang memperlihatkan para manajer bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban juga menunjukkan tingkat loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan mereka sendiri didalam kerangka tanggungjawab yang didedikasikan kepada mereka. Semangat kerja sama mereka akan tercipta dan meningkat dan meyakinkan mereka bahwa mereka sedang mencapai tujuan yang dirumuskan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban meningkatkan kerjasama organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktivitas mereka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja untuk tujuan bersama.

Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur Organisasi

Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pendesain struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaan bergantung pada pemilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai struktur vertical dan horizontal (Lubis,2010).

Beberapa struktur organisasi meliputi:

1. Vertical Structure. Organisasi dibentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang ada, misalnya terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan. Masing-masing fungsi yang ada dapat dibagi dalam beberapa pusat pertanggungjawaban. Fungsi produksi menggunakan cost centre, fungsi penjualan menggunakan revenue centre, sedangkan top manajemen berfungsi sebagai control dan pembuat kebijakan terhadap investasi.

2. Horizontal Structure. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai control perusahaan dengan diciptakannya jaringan kerja yang bersamaan dengan struktur organisasi. Top manajemen membaginya dalam struktur organisasi dan ditetapkan otoritas dan pertanggungjawabannya. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban hendaknya berusaha untuk mengendalikan berbagai aktivitas yang berada dibawahnya dan mengkomunikasikannya kepada bagian yang terkait.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar