Keperilakuan Akuntansi: Aspek Keperilakuan Pada Audit Internal
Memotivasi Pihak yang Diaudit
Motivasi merupakan alat bantu
keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dua dari kebutuhan pokok Maslow
adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk
diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor internal secara baik.
1. Kebutuhan
Menjadi Bagian Dari Organisasi. Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan
organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut.
Pihak yang diaudit dapat menjanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan
dipertimbangkan untuk dimasukan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna
memperbaiki kondisi operasi organisasi.
2. Menghormati
Diri Sendiri Dan Orang Lain. Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan
dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama
dengan staf audit untuk mengidentifikasi kinerja serta mengembangkan
tindakan-tindakan korektif.
Hubungan Dengan Gaya
Manajemen
Terdapat empat gaya manajemen
secara umum. Empat gaya tersebut meliputi gaya mengarahkan, gaya melatih, gaya
mendukung, dan gaya mendelegasikan. Dari keemapt gaya tersebut, gaya pertama
dan gaya keempat merupakan gaya yang terpenting.
Pada gaya pertama, aturan-aturan
manajemen dipatuhi secara sangat ketat sehingga auditor tidak seharusnya
melakukan ikatan-ikatan dengan staf tanpa persetujuan manajemen. Pada gaya
keempat, auditor seharusnya mengambil pendekatan bahwa mereka merupakan bagian
dari tim manajemen dan bertindak sebagai rekan kerja atau konsultan.
Audit internal dilakukan
bertujuan untuk memperoleh sedain perbaikan operasi organisasi melalui
implementasi dari temuan audit. Konsekuensi dari perbaikan adalah perubahan.
Namun, ada sedikitnya tiga factor terpenting yang menimbulkan keengganan untuk
melakukan perubahan, yaitu (1) Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui,
yaitu rasa takut atas dampak perubahan. (2) aspek birokrasi dari kenyataan
perubahan baik secara horizontal maupun vertical. (3) Aspek ego, yaitu bahwa
dengan perubahan maka metode yang ada sekarang dianggap tidak efisien
Pengelolaan Konflik
Kemungkinan terjadi konflik
tersebut mendorong Aranya dan Ferris (1984) melakukan survey terhadap 800 orang
auditor, dengan beberapa kesimpulan, yaitu
1. Konflik
yang terjadi pada organisasi profesi akuntan llebih tinggi dibandingkan dengn
konflik yang terjadi pada akuntan yang bekerja di lingkungan organisasi bisnis
bukan profesi.
2. Dalam
organisasi professional, tingkat konflik yang diterima berbanding terbalik
dengan posisi individu dalam suatu birokrasi
3. Persepsi
konflik berhubungan secara negative dengan kepuasan kerja dan berhubungan
secara positif dengan kecenderungan untuk berpindah kerja.
Oleh sebab itu dibutuhkan
penyelesaian konflik. Ada empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk
menyelesaikan konflik yaitu : arbitrasi, mediasi, kompromi, dan langsung.
Masalah- Masalah Hubungan
Brink dan Witt (1982) mempunyai
daftar konsep yang akan membantu untuk memperlakukan orang dengan lebih baik.
Konsep-konsep tersebut adalah:
1. Terdapat
variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu.
2. Keberagaman
perasaan-perasaan dan emosi
3. Keberagaman
persepsi
4. Ukuran
kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan
5. Pengaruh
dari berbagai situasi operasi sebagai suatu variasi akhir
Karakteristik Umum
Individu
Sifat yang muncul pada berbagai
tingkatan dalam setiap individu dari pihak yang diaudit, meliputi:
1. Menjadi
produktif, sibuk pada pekerjaan-pekerjaan yang bermakna
2. Mempunyai
dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha yang dianggap penting
3. Mempunyai
keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu lain
4. Bebas
untuk memilih guna mendapatkan independensi dari kebebasan pilihan
5. Memiliki
sifat yang adil dan jujur
6. Memiliki
bias pada diri sendiri, tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji
dibandingkan dengan dikritik
7. Mencari
kepuasan diri sendiri
8. Memiliki
nilai untuk mendapatkan imbalan atas usaha-usahanya
9. Bersikap
seperti orang-orang yang patuh dan dapat beradaptasi secara baik
10. Menjadi
bagian dari tim yang sukses
11. Memiliki
rasa haru atas bencana yang menimpa orang lain
12. Memiliki
keterkaitan pada pemaksimalan kepuasan diri sendiri
13. Lebih
cenderung untuk sensitive dibandingkan dengan membantu orang.
Komunikasi Pada Diri
Sendiri
Elemen-elemen utama tersebeut
adalah:
1. Adanya
pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan secara
mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi
2. Rasa
memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja
3. Kesadaran
terhadap perintah dasar dalam lingkungan relative yang dimiliki seseorang,
dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang
luas
4. Suatu
keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain
5. Suatu
perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang
6. Suatu
perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang
berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis.
Komunikasi Secara Efektif
Hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk menciptakan komunikasi yang efektif adalah:
1. Jangan
bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukanlah bagian dari
manajemen
2. Jangan
menggunakan istilah-istilah yang berimplikasi pada kesalahan-kesalahan kerja
dari pihak yang diaudit
3. Jangan
menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal atau
tertulis.
4. Pertimbangkan
sifat ego pihak yang diaudit ketika memberi saran
5. Mengijinkan
pihak auditee dapat melakukan perubahan dalam bahasa laporan sepanjang tidak
mengubah substansinya.
6. Jangan
berargumen mengenai moralitas
7. Mengaitkan
dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab dari temuannya
8. Menjaga
laporan dan memberikan keadilan
9. Sepanjang
proses penyusunan laporan mengijinkan pihak yang diaudit untuk mengungkapkan
pendapatnya
10. Sopan
dengan seluruh karyawan pihak yang diaudit dan menyambut manajemen pihak yang
diaudit dengan rasa hormat.
11. Melakukan
pertemuan dan wawancara di kantor pihak yang diaudit
12. Mempertimbangkan
kemungkinan tekanan yang muncul dalam diri pihak yang diaudit.
Pelaksanaan Audit
Partisipasi
Elemen- elemen keperilakuan dalam
audit partisipasi
1. Pada
awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit
2. Bangun
suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai
pemrograman dan pelaksanaan audit
3. Peroleh
persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi
4. Dapatkan
persetujuan atas isi laporan
5. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.
0 komentar:
Posting Komentar