Just another free Blogger theme

Jumat, 09 Desember 2022

 

Keperilakuan Akuntansi: Aspek Keperilakuan Pada Audit Internal

Memotivasi Pihak yang Diaudit

Motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dua dari kebutuhan pokok Maslow adalah kebutuhan untuk menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor internal secara baik.

1. Kebutuhan Menjadi Bagian Dari Organisasi. Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit dapat menjanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan untuk dimasukan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna memperbaiki kondisi operasi organisasi.

2. Menghormati Diri Sendiri Dan Orang Lain. Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi kinerja serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif.

Hubungan Dengan Gaya Manajemen

Terdapat empat gaya manajemen secara umum. Empat gaya tersebut meliputi gaya mengarahkan, gaya melatih, gaya mendukung, dan gaya mendelegasikan. Dari keemapt gaya tersebut, gaya pertama dan gaya keempat merupakan gaya yang terpenting.

Pada gaya pertama, aturan-aturan manajemen dipatuhi secara sangat ketat sehingga auditor tidak seharusnya melakukan ikatan-ikatan dengan staf tanpa persetujuan manajemen. Pada gaya keempat, auditor seharusnya mengambil pendekatan bahwa mereka merupakan bagian dari tim manajemen dan bertindak sebagai rekan kerja atau konsultan.

Audit internal dilakukan bertujuan untuk memperoleh sedain perbaikan operasi organisasi melalui implementasi dari temuan audit. Konsekuensi dari perbaikan adalah perubahan. Namun, ada sedikitnya tiga factor terpenting yang menimbulkan keengganan untuk melakukan perubahan, yaitu (1) Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui, yaitu rasa takut atas dampak perubahan. (2) aspek birokrasi dari kenyataan perubahan baik secara horizontal maupun vertical. (3) Aspek ego, yaitu bahwa dengan perubahan maka metode yang ada sekarang dianggap tidak efisien

Pengelolaan Konflik

Kemungkinan terjadi konflik tersebut mendorong Aranya dan Ferris (1984) melakukan survey terhadap 800 orang auditor, dengan beberapa kesimpulan, yaitu

1. Konflik yang terjadi pada organisasi profesi akuntan llebih tinggi dibandingkan dengn konflik yang terjadi pada akuntan yang bekerja di lingkungan organisasi bisnis bukan profesi.

2. Dalam organisasi professional, tingkat konflik yang diterima berbanding terbalik dengan posisi individu dalam suatu birokrasi

3. Persepsi konflik berhubungan secara negative dengan kepuasan kerja dan berhubungan secara positif dengan kecenderungan untuk berpindah kerja.

Oleh sebab itu dibutuhkan penyelesaian konflik. Ada empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik yaitu : arbitrasi, mediasi, kompromi, dan langsung.

Masalah- Masalah Hubungan

Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah:

1. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu.

2. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi

3. Keberagaman persepsi

4. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan

5. Pengaruh dari berbagai situasi operasi sebagai suatu variasi akhir

Karakteristik Umum Individu

Sifat yang muncul pada berbagai tingkatan dalam setiap individu dari pihak yang diaudit, meliputi:

1. Menjadi produktif, sibuk pada pekerjaan-pekerjaan yang bermakna

2. Mempunyai dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha yang dianggap penting

3. Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu lain

4. Bebas untuk memilih guna mendapatkan independensi dari kebebasan pilihan

5. Memiliki sifat yang adil dan jujur

6. Memiliki bias pada diri sendiri, tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji dibandingkan dengan dikritik

7. Mencari kepuasan diri sendiri

8. Memiliki nilai untuk mendapatkan imbalan atas usaha-usahanya

9. Bersikap seperti orang-orang yang patuh dan dapat beradaptasi secara baik

10. Menjadi bagian dari tim yang sukses

11. Memiliki rasa haru atas bencana yang menimpa orang lain

12. Memiliki keterkaitan pada pemaksimalan kepuasan diri sendiri

13. Lebih cenderung untuk sensitive dibandingkan dengan membantu  orang.

Komunikasi Pada Diri Sendiri

Elemen-elemen utama tersebeut adalah:

1. Adanya pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam hubungan secara mental, fisik, emosional, dan karakteristik pribadi

2. Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja

3. Kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relative yang dimiliki seseorang, dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang luas

4. Suatu keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain

5. Suatu perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang

6. Suatu perasaan keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis.

Komunikasi Secara Efektif

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan komunikasi yang efektif adalah:

1. Jangan bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukanlah bagian dari manajemen

2. Jangan menggunakan istilah-istilah yang berimplikasi pada kesalahan-kesalahan kerja dari pihak yang diaudit

3. Jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal atau tertulis.

4. Pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit ketika memberi saran

5. Mengijinkan pihak auditee dapat melakukan perubahan dalam bahasa laporan sepanjang tidak mengubah substansinya.

6. Jangan berargumen mengenai moralitas

7. Mengaitkan dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab dari temuannya

8. Menjaga laporan dan memberikan keadilan

9. Sepanjang proses penyusunan laporan mengijinkan pihak yang diaudit untuk mengungkapkan pendapatnya

10. Sopan dengan seluruh karyawan pihak yang diaudit dan menyambut manajemen pihak yang diaudit dengan rasa hormat.

11. Melakukan pertemuan dan wawancara di kantor pihak yang diaudit

12. Mempertimbangkan kemungkinan tekanan yang muncul dalam diri pihak yang diaudit.

Pelaksanaan Audit Partisipasi

Elemen- elemen keperilakuan dalam audit partisipasi

1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit

2. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai pemrograman dan pelaksanaan audit

3. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi

4. Dapatkan persetujuan atas isi laporan

5. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar